Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Random Talk

Sebuah pepatah yang pernah kudengar, "kamu ga perlu menjelaskan siapa dirimu ke orang lain, karena yang menyayangimu ga butuh itu, dan yang membencimu tak kan percaya itu". Kini aku mengerti betul arti kalimat itu. Dalam hidup kadang kita dihadapkan dengan dua pilihan yang tak mampu kita pilih semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Banyak perasaan yang harus dijaga. Pun setelah akhirnya kita memilih, pasti akan ada pihak yang merasa engga puas. Ya, memang bukan tugas kita untuk memuaskan semua orang. Kita ga akan mampu. Jangan coba-coba. Kadang, kita terlalu sibuk memikirkan perasaan orang, sampai kita lupa menjaga perasaan sendiri. It's okay to say "no". It's okay to get what we want. Karena kebahagian kita, kita lah yang bertanggungjawab untuk memenuhi itu. Perasaan yang bahagia, dimulai dari hal-hal kecil seperti sedikit egois untuk tidak selalu mengalah. Mengalah tidak selalu baik. Mental, psikologi kita, jauh lebih

Hai, Apakabar aku?

Apakabar aku? Sebuah pertanyaan yang dituju untuk diri sendiri. Belakangan ini aku merasa semakin jauh dengan diriku yang sebenarnya. Atau bahkan jangan-jangan, aku tidak mengenal diriku lagi?  Itulah yang kurasakan sampai aku memilih menuliskan keresahanku disini, s ebuah tempat pelarian yang selama ini aku datangi diam-diam jika aku hanya butuh ketenangan. Aku memutuskan membuat blog ini bukan untuk memuaskan hati para pembacaku -yang entah ada entah tidak itu, namun lebih untuk menjadi rumah, tempat aku berkeluh kesah. Itulah juga kenapa aku selalu mengabaikan setiap ada pembaca yang komplain "Mir, ko ga pernah nulis lagi?". Hey, I'm not really a writer.  Aku ini tukang curhat, bukan tukang tulis. Jadi maklum aja kalo yang aku tulis isinya curhat semua *lol. Anyway, umurku sekarang 23 tahun. Kata mamak, aku harus jadi PNS. Supaya hidupku terarah, masa depanku terjamin, dan hidupku tenang. Tapi  nyatanya, aku cuma jadi pegawai swasta, yang bahkan penghasilannya ga

Berdamai Dengan Hati

Berdamailah dengan hatimu. Berdamailah dengan segala perasaan yang kau miliki untuknya. Untuk siapapun dia di masa lalumu. Kau sendiri paling tau, bahwa menyimpan rasa itu tidak lah benar. Semuanya sudah berakhir. Maka jangan lagi kau sulit api untuk membakar kayu yang telah lama padam. Aku tau, sulit bagimu begitu saja melupakan perasaan yang mekar begitu lama dalam relung hatimu yang terdalam. Tapi, kau kini telah dewasa. Maka dewasalah menyikapi perasaan yang tak lagi layak untuk dipelihara. Kau harus tau bahwa perasaan harus dikalahkan oleh logika dan kenyataan. Perasaan tak selalu harus dijunjung tinggi dan diperhatikan. Jikapun segenap usahamu telah kau kerahkan, namun tak juga kau berhasil melupakannya, maka silakan nikmati perasaan itu, tanpa harus berkeinginan memilikinya lagi. Kau juga paling tau bahwa hakikatnya mencintai bukan berarti harus memiliki. Karena jika kau saja yang ingin, selamanya kalian berdua tidak akan bersama. Ibaratnya, kau menepuk sebelah tanganmu, sampai

Ibu Rumah Tangga

Hari-hariku kini terlalui dengan kebiasan-kebiasaan baru. Bangun pagi-pagi, belanja ke pasar, lalu pulang kerumah dengan membawa sekantong belanjaan, menyiang ikan, mengiris bawang, cabai, tomat dan segala macam jenis bumbu masakan. Aku akan dengan telaten memasak makanan untuk disantap sebagai sarapan, makan siang dan makan malam oleh abang-abang dan adikku. Awalnya, aku membenci kebiasaan ini. Bagaimanapun, aku terlahir sebagai anak yg sedikit manja -menyentuh dapur dirumah adalah keajaiban buatku dimasa sekolah. Dulu ketika aku masih tinggal dengan mamak, beliau akan senang hati memasak sendiri setiap hari tanpa harus melibatkan aku yang tidak bisa apa-apa (setidaknya menurutnya begitu). Aku menjalani waktu remajaku dengan banyak bermain. Ketika mulai masuk kuliah, aku tinggal sendiri -dengan beberapa orang teman dengan menyewa sebuah kos-kosan dilingkungan sekitar kampus. Kesibukan kuliah dan berorganisasi membuatku hampir tidak pernah menyentuh dapur. Aku hanya memasak ketika