Langsung ke konten utama

Postingan

Nyaman Tak Harus Saling Bicara

Sejak menikah, nggak ada lagi orang yang bisa membuatku merasa nyaman lebih dari suamiku. Bahkan teman-temanku sendiri nggak lagi bisa membuatku senyaman dulu. Kok, bisa gitu ya ? Padahal, dulu bersama teman-teman dekat aku bisa nyaman ngapain aja, bahkan bisa nyaman tanpa saling ngobrol. Tapi sekarang kok rasanya beda. Saat bersama mereka, aku berusaha keras mencari topik obrolan. Yang sebenarnya, nggak ada lagi topik yang bisa dibahas karena sudah lama terpisah jarak. Lalu kebersamaan kami rasanya tidak semenyenangkan dulu, bahkan terasa awkward . Justru sekarang, cuma suamiku satu-satunya orang yang membuatku merasa nyaman di dekatnya.  Aku pernah baca sebuah tweet , isinya begini, “banyak orang bilang, “carilah pasangan yang menyenangkan ketika diajak mengobrol, karena 70% pernikahan isinya adalah saling bercerita dengan pasangan”, kalau aku mungkin sedikit berbeda. Carilah pasangan yang tetap membuatmu nyaman meskipun kalian hanya saling diam tak saling bicara” Aku langsun
Postingan terbaru

Berpisah di Bandara

  Kami berpelukan lama sekali, sebelum akhirnya memutuskan keluar dari pintu kamar dan menuju lobby hotel. Dengan ransel dipunggung belakang dan tas kecil di bahu kiri, aku melangkah disebelahnya menuju meja resepsionis. “Checkout kak”, kataku ke mba resepsionis. Oke sebentar saya cek ya, katanya merespon kami. “oke, atas nama Bapak Surya sudah selesai, terimakasih”, katanya ramah. Kami lalu meninggalkan hotel dan menuju rumah kost aku untuk menyimpan barang-barangku, lalu makan siang, dan kemudian berangkat mengantar dia ke bandara. Itulah makan siang terakhir kami sebelum dia kembali ke Tokyo, kota tempatnya bekerja. Aku melihat mukanya lamat-lamat. Aku memperhatikannya lama sekali, menikmati detik-detik terakhir bersamanya sedekat ini. Dan ketika dia sedang asik menikmati potongan paha ayamnya, aku menitikkan air mata lagi –entah untuk kali keberapa. Aku buru-buru menghapus air mata yang jatuh itu, takut dia menyadarinya. Tahun lalu, aku juga ditinggalkan saat dia pertam

Selamat Ulang Tahun, Aku.

 Selamat Ulang Tahun. Makasih ya, sudah tumbuh dengan baik. Makasih sudah menyayangi dirimu lebih dari yang orang lain bisa. Makasih sudah menjauhkan diri dari orang-orang toxic yang dapat melukai hatimu tanpa cela. Terimakasih sudah menemukan seseorang yang menemanimu, lalu hari-harimu tidak lagi membosankan seperti sebelumnya. Terimakasih sudah bekerja keras dan menjadi mandiri tanpa menyusahkan siapa-siapa. Terimakasih untuk tetap tegar menghadapi semua masalah yang muncul tiba-tiba. Terimakasih sudah menahan semua rasa sakit, terimakasih sudah menjadi kuat walaupun kadang masalahnya lebih berat dari karungan baja. Terimakasih sudah merelakan hal-hal yang ingin sekali kamu miliki namun belum beruntung mendapatkannya. Terimakasih sudah tetap percaya bahwa Allah itu adil meski hidup ini tentu tidak adil bagimu. Terimakasih sudah bersedia menjadi anak yang bisa diandalkan meskipun tidak yang paling diprioristaskan. Terimakasih sudah menerima diri sendiri apa adanya, meski tidak secanti

Kenapa Aku Nggak Bersyukur ?

  Aku sering melihat jari tangan bagus dari artis, public figure maupun teman-temanku. Jari jemari cantik dan mungil adalah hal biasa bagi perempuan, namun tidak bagiku. Tanganku besar seperti laki-laki, jari-jarinya berlingkar besar. Aku bahkan harus pakai cincin dengan size yang tergolong besar. Telapak tanganku kasar, mungkin karena keseringan mengucek pakaian menggunakan detergen. Kakiku juga begitu. Jika orang melihat gambar kakiku, tidak ada yang percaya kalau ini adalah kaki seorang perempuan. Kakiku lebar seperti laki-laki, jauh dari kata cantik. Dulu aku pernah malu dan sangat insecure menunjukkan bentuk kaki dan tanganku. Jika terpaksa harus memotretnya, aku akan mencari angle yang membuat tangan dan kakiku terlihat cantik. Kenapa aku begitu? Padahal karena kaki ini aku bisa sekolah, belajar banyak ilmu. Belajar membaca. Belajar berhitung yang sekarang menjadi profesiku, guru les matematika. Dengan tangan ini aku bisa menulis, aku bisa jawab soal ujian dan dapat ranki

One Year Together. Happy Anniversary !

Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun, aku merasakan punya hubungan yang lama dengan seseorang. Untuk setahun yang paling indah, aku mau bilang, terimakasih. Terimakasih sudah membuat aku merasa jadi perempuan yang utuh karena diperhatikan dan dipedulikan. Terimakasih sudah membuat aku percaya lagi akan kata cinta. Terimakasih telah menjadi alasan aku terbangun di pagi hari dan tertidur lelap di malamnya.  Terimakasih untuk semua waktu yang kita lalui berdua. Terimakasih sudah membuat aku merasa dekat walau kita terpisah ribuan kilometer jaraknya. Terimakasih untuk semua tawa dan untuk memastikan aku selalu bahagia setiap harinya. Terimakasih sudah mendengarkan semua cerita dan keluh kesah dariku yang nggak ada habisnya.  Aku nggak bisa mengutarakan sebanyak apa rasa terimakasihku untukmu. Tapi sekali lagi, terimakasih sudah menjadi laki-laki yang aku cintai, dan mencintaiku sama besarnya.  It's been an amazing one year with you. Happy Anniversary for us!

How to Move On

  Kadang,  it's most likely often, move on  bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Kenangan-kenangan yang muncul di galeri  handphone, instagram story archives,  dan  memories  di  facebook , semuanya seolah bekerja sama untuk membuat kamu menolak melupakannya. Bahkan, kepingan-kepingan kenangan itu masih utuh di sudut kepala, membuatmu semakin frustasi dan tidak ingin menerima kondisi sulit ini. Tidak peduli sebanyak apapun waktu berlalu, sejauh apapun dia pergi darimu, sebesar apapun usahanya untuk menjauh dari hidupmu, tidak membuatmu lantas menerima kenyataan bahwa kalian sudah berpisah. Percayalah, hal itu sungguh wajar. Tidak ada yang akan menyalahkanmu atas perasaan yang masih utuh itu. Pun, tidak ada yang akan memaksamu untuk secepat itu membunuh semua rasamu untuknya. Kamu berhak bersedih,  so take your time . Take your time to accept. Take your time to heal by accepting. Kamu boleh bersedih bertahun-tahun, tapi pastikan kamu ikhlas. Pastikan kamu sudah rela. Tidak ada gunany

Letters From Prague | Review

  Jadi, karena ngga bisa tidur semalam, I chose to watch a movie on Netflix . Ditemani nasi goreng buatan sendiri dan segelas coklat hangat, aku mulai berselancar mencari movie Indonesia di platform itu. A letter from Pague . That’s the title of movie. Aku memilih judul ini bukan tanpa alasan. Melihat covernya yang menunjukkan wajah artis kesukaanku, Julie Estelle dan Ibu Widyawati, aku menaruh harapan yang besar pada film ini. Menit pertama dibuka dengan adegan di sebuah kamar rumah sakit, seorang Ibu terlihat memakai pakaian pasien dan merebah di atas ranjang. Ada anaknya menemani sambil melihat keluar jendela. “sudah setahun Ibu nggak lihat kamu, sekarang malah muncul dan minta sertifikat rumah”, kata Ibu dengan suara berat. “Udahlah Bu. Aku kan nggak pernah minta apa-apa kan sama Ibu. Kali ini aja, aku minta tolong, pinjem sertifikat rumah” Adegan pertama sudah banyak menimbulkan tanda tanya. Aku semakin tertarik sama film ini. acting Widyawati dan Julie Estelle emang