Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Emang Gapapa, difitnah?

  “Penilaian manusia itu nggak penting kak”, kataku ketika sedang makan siang di sebuah restoran siap saji berlogo Kakek Tua Berjenggot di dekat kantor, bersama dengan salah satu rekan kerja yang paling dekat denganku. Kami baru saja membahas kenapa aku rentan difitnah oleh orang-orang di sekeliling kami. “Kenapa ya Mir, banyak banget yang fitnah Mira?” “Gatau, karena iri, mungkin”, jawabku. “Iri kenapa?”, tanyanya penasaran. “Ya, iri karena mereka ngga dapet apa yang Mira dapet. Sebagian orang ngeliat itu sebagai sebuah perlombaan, sehingga muncul rasa iri, dengki dan penyakit hati yang lain. Karena keinginan mereka ngga tercapai, mereka melihat Mira sebagai saingan”, jelasku. “Tapi kan mereka juga nggak sadar kalo itu salah mereka sendiri. Mereka ngga berusaha sekeras Mira" “Ya justru itu. Ngga semua orang bisa introspeksi diri. Kebanyakan malah melihat orang lain sebagai objek yang patut disalahkan. Tapi ada juga kok yang ngeliat itu dari sisi positif. Mereka itu la

Gimana Rasanya Kena Covid?

Aku sudah melakukan isolasi mandiri di rumah sejak tanggal 16 Oktober. Berarti hari ini, tepat 2 6 hari aku mendekam disini. Tidak ada siapa-siapa yang bisa aku temui. Tidak ada ngopi-ngopi cantik yang biasa aku lakukan dengan teman-temanku untuk melepas penat sehabis bekerja. Tidak ada lagi liburan singkat di akhir pekan. Tidak ada kerjaan menumpuk yang selalu harus kuselesaikan tepat waktu. Kini semuanya terasa asing bagiku. Aku bukan introvert yang suka menyendiri. Aku lebih suka keramaian, bersama orang-orang yang bisa kuajak bicara dan berdiskusi. Biasanya, selalu ada teman-teman yang bisa diajak pergi. Mereka akan bersedia hanya dengan satu kode di whatsapp group seperti, "lagi pada ngapain guys?", mereka langsung paham kalo itu adalah kode ajakan keluar. Dan ditambah lagi selalu ada saja kegiatan-kegiatan yang harus aku hadiri. Maklum lah, kegiatan pramuka itu, nggak ada habisnya. Selama 6 tahun lebih di kota ini, aku hampir tidak pernah berada di rumah kecuali untuk

Rutinitas Baru

 Aku terbangun tepat jam 6 pagi, tanpa alarm. Aku bangkit dari kasur dan meraba sakelar. Cahaya lampu langsung mengisi ruangan kamarku. Lalu sambil memicingkan mata, aku melenggang ke kamar mandi. Mengambil air wudhu dan menyelesaikan dua rakaatku. Tepat setelah selesai salam, mataku menangkap posisi handphone. Tanpa bergerak terlalu jauh, aku dapat menjangkau benda tipis itu. Aku mengaktikan data seluler dan menemukan sebuah notifikasi chat dari dia. "Aku udah pulang ya sayang", sebuah chat yang dia kirimkan tadi malam, ga sempat aku baca karena ketiduran.  Sepertinya bibirku melengkung membentuk senyuman. Aku mencari menu dial, memencet kontaknya dan nggak lama kemudian terdengar suara dari ujung sana. "Halo", sapanya dengan suara berat, khas orang bangun tidur.  "udah bangun?", tanyaku. "ini lagi bangun, kenapa?", tanyanya penasaran karena ini pertama kalinya aku membangunkan dia subuh.  "ngga, mau bangunin aja. Yaudah solat gih" Tel

Dari Sini Cerita Dimulai

Mengungkapkan sesuatu rasanya lebih enak ditulis daripada diucapkan. Ketika bercerita langsung ke seseorang, tanpa sadar kita berekspektasi tentang apa yang akan dia tanggapi, sehingga ceritanya ngga akan mengalir sebanyak apa yang kita pikirkan. Jadi, hari ini aku mau menulis. Tentang perasaanku. Tentang sebuah hubungan yang baru saja aku jalin. Seseorang yang pernah ada di masa lalu, siapa sangka akan datang lagi di masa kini. Aku bahkan ga pernah memimpikan akan bisa bersamanya lagi, setelah hubungan singkat yang kami jalani ketika SMA dulu. Hubungan singkat yang membuatku kenal dengannya, menyukainya, dan...membuatku jatuh hati karena senyumannya yang hanya dia berikan kepadaku.  Setelah 9 tahun berlalu, instagram membuat kami saling menyapa lagi. Dengan dalih silaturrahmi, dia ngajakin ketemu. Dari situlah cerita dimulai.                                                                              *** Malam itu, kami membuat janji ketemuan. Kebetulan dia sedang ada di Banda Ac

Ketika Kamu Jatuh Cinta

Ketika kamu jatuh cinta, pagimu akan lebih menyenangkan, dan kamu akan terpesona melihat wajahnya tersenyum saat dia membuka mata di pagi hari. Ya, morning videocall kini jadi rutinitas.  Ketika kamu jatuh cinta, kamu ingin tau segalanya tentang dia. Kamu akan begitu semangat mendengarnya bicara. Ketika kamu jatuh cinta, ucapan selamat tidur darinya akan membuat tidurmu makin lelap.  Ketika kamu jatuh cinta, kamu akan melupakan semua hal menyedihkan yang pernah terjadi, karena kini semuanya terasa indah, dia berhasil membuatmu tertawa dan berhenti sejenak dari rumitnya masalah yg kamu hadapi.  Ketika kamu jatuh cinta, kamu akan uring-uringan menatap layar handphone, menunggu notifikasi pesan darinya.  Ketika kamu jatuh cinta, playlist music spotify-mu akan berubah jadi love songs semua.  Ketika kamu jatuh cinta, semua cerita yang kamu baca seolah berbicara tentang kamu dan dia.  Ketika kamu jatuh cinta, kamu suka sekali menatap hujan. Gemuruhnya membuatmu nyaman, seolah semesta memberi