Beberapa waktu yang lalu, aku belajar memahami diriku dengan
menjawab 3 pertanyaan dibawah ini. Let me share the answers to you.
1.
Apa yang paling kusuka dari diriku sendiri?
Aku orang yang
sangat disiplin dan punya komitmen. Aku tipe orang yang menghindari sekali
membatalkan janji, apalagi di detik-detik terakhir. Aku juga sangat bersih dan
rapi, tidak mau membiarkan rumah tinggal dalam keadaan kotor karena tentu saja
tidak nyaman ditempati. Aku tidak akan tidur jika penampilan sepreku masih
berantakan, bahkan di saat hendak tidurpun aku harus rapi. Aku suka diriku yang
tidak merepotkan orang lain, tidak pernah meminta orang lain menemaniku
melakukan hal-hal sepele seperti berbelanja, makan di cafe, dan membeli buku,
karena semuanya bisa aku lakukan sendiri. Aku suka diriku yang tidak suka
membicarakan orang lain, tapi lebih menyukai pembicaraan yang sifatnya membuat
pikiranku lebih produktif. Aku juga selalu bersedia ketika temanku meminta
bantuan, karena aku sadar kita tidak bisa hidup sendiri, kita saling
membutuhkan.
2.
Apa yang kurasa perlu diperbaiki?
Namun, dibalik
semua hal yang aku suka pada diriku, aku juga tentu memiliki banyak kekurangan.
Dalam hal mengontrol emosi, aku masih 0 besar. Aku bisa saja marah karena ada
hal-hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan planning yang sudah aku buat. Aku
akan marah ketika orang yang buat janji denganku datang terlambat karena
membuang-buang waktuku menunggunya. Maka, aku perlu belajar menerima bahwa ada
beberapa hal yang diluar control aku sebagai manusia biasa. Aku perlu
menurunkan sifat emosian ini. Selain itu, aku orang yang labil, tidak
dapat mengambil keputusan dengan cepat. Tapi kadang-kadang aku juga terlalu
nekat mengambil keputusan, yang seringnya malah menimbulkan masalah pada diriku
sendiri. Aku perlu belajar percaya diri dalam mengambil keputusan, dan belajar
memprediksi resiko dari keputusan yang aku ambil.
Aku orang yang
sangat sensitif, cepat merasa sedih jika tau ada orang yang membicarakan
diriku dibelakangku. Aku perlu belajar untuk dapat mengontrol perasaan, karena
apa yang orang lain bicarakan tentangku, tidak mendefinisikan diriku yang
sebenarnya. Dan seharusnya, sikapku kepada orang lain tidak bergantung dari
sikap orang lain kepadaku. Seharusnya, aku tetap baik ke orang yang tidak
bersikap baik padaku.
3.
Momen apa dalam hidupku yang paling bikin aku
bangga+bahagia?
Ada sebuah moment dalam hidupku yang paling membuatku bahagia, itu ketika aku membelikan mama dan ayah hadiah dari uang pertama yang aku hasilkan dari bekerja. Aku juga bangga pada saat selesai sidang sarjana, karena pada saat itu aku berhasil menjawab semua pertanyaan dosen dan mendapatkan nilai sempurna. Aku sadar detik itu aku telah mengalahkan ego dan berusaha sangat keras pada saat menulis tugas akhir. Aku berhasil menjadi Sarjana sesuai target yang aku bangun, tepat 4 tahun. Aku juga bangga, aku tidak lagi hidup di atas beban orangtuaku. Walaupun belum bisa memberi, setidaknya aku tidak lagi meminta.
Saat mencoba mengenal diri sendiri, kita tidak hanya perlu menulis kelemahan, tapi juga yang baik-baik yang ada. Hal-hal yang baik pada diri kita harus diapresiasi, kan? Aku tau kalian ga akan berpikir bahwa kalimat yang kutulis diatas adalah bentuk dari kesombongan. Tapi kadang-kadang, untuk bisa bersyukur kepada Tuhan, kita perlu berterimakasih pada diri sendiri. Berterimakasih atas semua perjuangan dan pengorbanan yang kita lakukan demi mencapai titik dimana kita berada saat ini. Supaya timbul yang namanya 'self love', supaya kita ngga menjadi orang yang selalu meremehkan diri sendiri.
Orang-orang
akan lebih mudah mengucapkan terimakasih kepada orang lain, tapi tidak ke
dirinya sendiri. Hal itulah yang justru membuat kita selalu berada dipemikiran “I can’t do it, atau, how can I?” sehingga menyebabkan rasa insecure kerap kali muncul pada saat
kita ingin melakukan sesuatu.
Jadi, sejak
belajar tentang self love aku lebih
sering berterimakasih pada diri sendiri. Aku mengucapkan terimakasih kepada
diriku yang sudah bekerja keras, tidak banyak mengeluh dan selalu menemukan jalan
keluar dari masalah-masalah yang ada di dunia yang kejam ini. Aku bahkan sering
membeli hadiah untukku sendiri. Aku memperlakukan diriku dengan baik, supaya
aku juga bisa memperlakukan orang lain dengan cara yang sama. Aku percaya bawa rasa bahagia
yang muncul dari dalam diri kita akan jadi pemicu untuk membahagiakan orang
lain juga.
Tapi, kalau kita kurang
bahagia, bagaimana mungkin kita bisa buat orang lain bahagia?
sangat inspiratif
BalasHapus