Langsung ke konten utama

Harus Merelakannya



"Aku pulang dulu kak”
Tanpa menunggu jawaban, aku bangkit berdiri dan bergegas keluar, meninggalkan ruang yang sedari tadi menyisakan sesak. Dia diam saja, tidak ada niat sedikitpun menahanku. Sepertinya, memang itu yang dia mau. Berat langkah kakiku, tapi kucoba terus melangkah. membelakanginya, menjauh darinya. 

Aku sudah sampai di palataran parkir, ketika dia berdiri di ambang pintu. "Hati – hati ya dek. Makasih oleh olehnya. Kakak suka”. hanya satu kalimat itu yang keluar dari mulutnya, membuatku merasa bahwa keputusanku untuk pergi adalah keputusan yang tepat. Dan benar, dia memang tidak berniat menahanku, samasekali. Alih alih menjawab, aku menatapnya dengan pandangan datar. Tanpa menunggu lebih lama, aku masuk kemobilku lalu pergi. 

Tapi, ini adalah kali terakhir aku bicara dengannya tentang perasaanku. Dan ini belum selesai, pikirku. Menyingkirkan ego, aku menghentikan mobil, lalu keluar lagi. Aku menghampirinya yang masih di ambang pintu. "Kak, we need to talk" ujarku.

Satu jam lamanya kami bicara, dan akhirnya kami menemui titik permasalahannya. Disitulah aku mengerti. Aku terlalu bodoh pernah berpikir dia masih menyimpan rasa untukku. Terimakasih atas pengakuannya, aku telah menyadari bahwa selama ini ada perempuan lain yang menjadi pusat dunianya. Itulah mengapa dia tidak pernah kembali meski aku tau aku menunggu bertahun - tahun lamanya. Aku berharap terlalu banyak. Aku menghayal teralu tinggi. Hingga akhirnya aku terbunuh oleh imajinasi yang aku ciptakan sendiri. 

Sakit? Entahlah. Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya sakit. Karena setiap hari aku merasakan itu. Menangis, jelas saja. Hanya itu yang bisa kulakukan agar merasa lega, walau sejenak saja. Tapi, aku tidak menangis karenanya. Aku tidak menyalahkannya. Aku menangis karena menyadari bahwa harapanku sudah hancur hari itu juga. Aku terbangun dari mimpiku. Ternyata aku hidup di dunia nyata. Tidak ada lagi senyumnya. Tidak ada lagi candaan garingnya namun selalu bisa buatku tertawa. Jikapun ada, itu semua bukan lagi milikku, tidak akan pernah lagi menjadi milikku. 

Akupun sadar, bukan salahnya atas rasa sakitku. Dia berhak mencintai siapapun yang dia mau. Aku sakit karena harapan dan yang bangun sendiri, dan kenyataannya harapan itu hancur, karena memang takdir membuatku harus berhenti. Aku, harus merelakannya. Selamanya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berobat ke Dokter THT

Orang-orang yang sudah lama mengenal aku pasti tau kalau aku sering kesusahan bernafas, apalagi saat cuaca dingin. Aku biasanya mengabaikan penyakit ini karena hanya kambuh beberapa hari saja. Tapi, minggu lalu aku memutuskan untuk pergi ke Praktek dokter THT atas paksaan seseorang (read: pacarku). Dia khawatir ketika tau aku harus bernafas pakai mulut karena hidungku sedang kekurangan fungsinya. Biasanya, penyakitku hanya kambuh ketika cuaca dingin. Tapi aku baru sadar ternyata penyakit itu juga kambuh saat aku sedang merasa stres, panik dan khawatir terhadap sesuatu. Kebetulan aku sedang mengalami anxiety yang parah beberapa waktu terakhir karena sesuatu hal yang tidak bisa aku jelaskan. Semakin aku stres, semakin aku kesusahan bernafas.  Mulailah aku mencari dokter THT terbaik yang ada di Banda Aceh, kota tempat tinggalku saat ini. Pencarian di Google membawaku ke halaman website seorang dokter THT bernama Dr. Iskandar Zulkarnaen. Rame sekali yang memberi review bagus kep...

Gimana Rasanya Kena Covid?

Aku sudah melakukan isolasi mandiri di rumah sejak tanggal 16 Oktober. Berarti hari ini, tepat 2 6 hari aku mendekam disini. Tidak ada siapa-siapa yang bisa aku temui. Tidak ada ngopi-ngopi cantik yang biasa aku lakukan dengan teman-temanku untuk melepas penat sehabis bekerja. Tidak ada lagi liburan singkat di akhir pekan. Tidak ada kerjaan menumpuk yang selalu harus kuselesaikan tepat waktu. Kini semuanya terasa asing bagiku. Aku bukan introvert yang suka menyendiri. Aku lebih suka keramaian, bersama orang-orang yang bisa kuajak bicara dan berdiskusi. Biasanya, selalu ada teman-teman yang bisa diajak pergi. Mereka akan bersedia hanya dengan satu kode di whatsapp group seperti, "lagi pada ngapain guys?", mereka langsung paham kalo itu adalah kode ajakan keluar. Dan ditambah lagi selalu ada saja kegiatan-kegiatan yang harus aku hadiri. Maklum lah, kegiatan pramuka itu, nggak ada habisnya. Selama 6 tahun lebih di kota ini, aku hampir tidak pernah berada di rumah kecuali untuk...

Quotes Menarik dan Romantis

Selamat siang readers.. Selamat menunaikan ibadah puasa :) Hari ini saya pengen ngepost beberapa quotes yang mungkin menarik untuk dibaca. Ini murni karangan saya dan jikapun anda pernah mendengarnya dari oranglain, itu hanya kebetulan saja. Karena saya samasekali tidak berminat untuk mengopas karya-karya oranglain. Disini, didunia blogger ini saya ingin belajar menulis dan menerjemahkan apa yang selama ini sering dipikirkan orang-orang. Mimpi besar saya adalah menulis, maka disinilah saya akan memulainya. oke cekidot... 1.       “Sekuat apapun engkau mengenggam sesuatu, jika itu bukan milikmu akan terlepas juga. Percayalah, manusia tidak ditakdirkan untuk memiliki yang bukan haknya” 2.       “Jika sekarang engkau kehilangan seseorang, mungkin memang dia bukan milikmu. Iklaskanlah. Maka kelak, kau akan memiliki seseorang yang akan   tetap tinggal dihatimu, meskipun ribuan badai datang menimpa. Bukan seseorang yang hany...